Rabu, 03 April 2013

PERUBAHAN MAKNA


Perubahan makna kata
Bahasa adalah sesuatu yang dinamis, selalu tumbuh dan berkembang. Bahasa seringkali mengalami perubahan, mengglobal atau sebaliknya bahasa bisa tenggelam dan dibawa mati oleh para penuturnya. Sifat dinamis dari bahasa ini juga terjadi dalam ranah makna kata dalam suatu bahasa. Hal ini terjadi karena beberapa faktor. 

Faktor yang menyebabkan perubahan makna

Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan makna kata ada dua macam, yakni faktor linguistis dan non-linguistis. Faktor linguistis adalah faktor yang berasal dari dalam bahasa itu sendiri, sedangkan faktor non-linguistis adalah yang berasal dari luar. Dibawah ini adalah beberapa faktor perubahan makna kata yang termasuk dalam faktor linguistis, yakni:
  1. Proses pengimbuhan (afiksasi)
  2. Proses pengulangan (reduplikasi)
  3. Proses penggabungan (komposisi)
Sedangkan yang termasuk dalam faktor non-linguistis adalah sebagai berikut:
  • Berkembangnya sosial dan budaya dalam masyarakat
  • Perkemangan ilmu pengetahuan dan teknologi
  • Adanya suatu asosiasi
  • Perbedaan tanggapan dalam masyarakat baru
  • Adanya pertukaran tanggapan indra, dan
  • Perbedaan pada bidang pemakaian

Beberapa jenis perubahan makna kata

Ada beberapa jenis perubahan makna kata, diantaranya adalah:
  1. Perluasan makna atau generalisasi
Perluasan makna kata adalah gejala pada kata yang pada awalnya hanya punya satu makna menjadi memiliki beberapa makna yang lain. Sebagai contoh kata yang mengalami generalisasi adalah istilah kekerabatan seperti bapak, ibu, kakak dan lain-lain. Misalnya kata kakak yang pada awalnya memiliki arti sebagai saudara sekandung yang lebih tua menjadi luas maknanya menjadi siapa saja yang pantas dianggap sebagai saudara yang lebih tua.
  1. Penyempitan makna atau spesialisasi
Berbeda dengan generalisasi, spesialisasi justru mencakup makna masa kini yang lebih sempit dari masa lalu. Sebagai contoh adalah kata sarjana yang dahulu merupakan orang-orang pandai yang berilmu tinggi. Saat ini makna kata sarjana berubah menjadi lulusan jenjang pendidikan S1 pada disiplin ilmu tertentu saja.
  1. Perubahan secara total
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa makna kata yang ada benar-benar berubah dan sangat jauh berbeda dengan makna sebelumnya. Dalam hal ini contohnya adalah kata “pena” yang dalam bahasa sansakerta artinya bulu. Sekarang ini “pena” berarti alat tulis yang menggunakan tinta.
  1. Ameliorasi
Ameliorasi adalah perubahan makna baru yang dirasakan lebih baik atau lebih tinggi nilainya daripada arti lamanya. Sebagai contoh kata tuna rungu lebih halus dan sopan dibanding tuli, begitu pula tuna wisma lebih baik daripada gelandangan.
  1. Peyorasi
Peyorasi adalah kebalikan dari ameliorasi yang berarti perubahan makna membuat kata baru dirasakan lebih rendah. Misalnya kata pelacur yang lebih rendah daripada tunasusila.
  1. Sinestesia
Sinestesia adalah perubahan makna yang disebabkan persilangan tanggapan antara dua indra yang berbeda sama sekali dalam hal fungsi. Sebagai contoh adalah kata “sedap” digunakan dalam kalimat “wah, suara penyanyi ini sedap sekali”. Kata “sedap” umumnya digunakan untuk indera perasa, namun pada kalimat diatas kata sedap diarahkan kepada indera pendengar.
  1. Asosiasi
Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi akibat adanya persamaan sifat diantara kedua kata. Misalnya kata “amplop” yang tadinya bermakna “secarik kertas untuk menyimpan surat”. Sifatnya yang dapat digunakan menyimpan benda dari kertas, maka kata “amplop” dipakai juga dalam menyatakan makna tentang suap, sogokan atau uang pelicin.
Demikian ulasan kami mengenai perubahan makna kata dalam bahasa. Semoga bermanfaat. (iwan)

1 komentar: