Perubahan makna kata
Bahasa
adalah sesuatu yang dinamis, selalu tumbuh dan berkembang. Bahasa
seringkali mengalami perubahan, mengglobal atau sebaliknya bahasa bisa
tenggelam dan dibawa mati oleh para penuturnya. Sifat dinamis dari
bahasa ini juga terjadi dalam ranah makna kata dalam suatu bahasa. Hal
ini terjadi karena beberapa faktor.
Faktor yang menyebabkan perubahan makna
Faktor
yang menyebabkan terjadinya perubahan makna kata ada dua macam, yakni
faktor linguistis dan non-linguistis. Faktor linguistis adalah faktor
yang berasal dari dalam bahasa itu sendiri, sedangkan faktor
non-linguistis adalah yang berasal dari luar. Dibawah ini adalah
beberapa faktor perubahan makna kata yang termasuk dalam faktor
linguistis, yakni:
- Proses pengimbuhan (afiksasi)
- Proses pengulangan (reduplikasi)
- Proses penggabungan (komposisi)
Sedangkan yang termasuk dalam faktor non-linguistis adalah sebagai berikut:
- Berkembangnya sosial dan budaya dalam masyarakat
- Perkemangan ilmu pengetahuan dan teknologi
- Adanya suatu asosiasi
- Perbedaan tanggapan dalam masyarakat baru
- Adanya pertukaran tanggapan indra, dan
- Perbedaan pada bidang pemakaian
Beberapa jenis perubahan makna kata
Ada beberapa jenis perubahan makna kata, diantaranya adalah:
- Perluasan makna atau generalisasi
Perluasan
makna kata adalah gejala pada kata yang pada awalnya hanya punya satu
makna menjadi memiliki beberapa makna yang lain. Sebagai contoh kata
yang mengalami generalisasi adalah istilah kekerabatan seperti bapak,
ibu, kakak dan lain-lain. Misalnya kata kakak yang pada awalnya memiliki
arti sebagai saudara sekandung yang lebih tua menjadi luas maknanya
menjadi siapa saja yang pantas dianggap sebagai saudara yang lebih tua.
- Penyempitan makna atau spesialisasi
Berbeda
dengan generalisasi, spesialisasi justru mencakup makna masa kini yang
lebih sempit dari masa lalu. Sebagai contoh adalah kata sarjana yang
dahulu merupakan orang-orang pandai yang berilmu tinggi. Saat ini makna
kata sarjana berubah menjadi lulusan jenjang pendidikan S1 pada disiplin
ilmu tertentu saja.
- Perubahan secara total
Dalam
hal ini dapat dikatakan bahwa makna kata yang ada benar-benar berubah
dan sangat jauh berbeda dengan makna sebelumnya. Dalam hal ini contohnya
adalah kata “pena” yang dalam bahasa sansakerta artinya bulu. Sekarang
ini “pena” berarti alat tulis yang menggunakan tinta.
- Ameliorasi
Ameliorasi
adalah perubahan makna baru yang dirasakan lebih baik atau lebih tinggi
nilainya daripada arti lamanya. Sebagai contoh kata tuna rungu lebih
halus dan sopan dibanding tuli, begitu pula tuna wisma lebih baik
daripada gelandangan.
- Peyorasi
Peyorasi
adalah kebalikan dari ameliorasi yang berarti perubahan makna membuat
kata baru dirasakan lebih rendah. Misalnya kata pelacur yang lebih
rendah daripada tunasusila.
- Sinestesia
Sinestesia
adalah perubahan makna yang disebabkan persilangan tanggapan antara dua
indra yang berbeda sama sekali dalam hal fungsi. Sebagai contoh adalah
kata “sedap” digunakan dalam kalimat “wah, suara penyanyi ini sedap
sekali”. Kata “sedap” umumnya digunakan untuk indera perasa, namun pada
kalimat diatas kata sedap diarahkan kepada indera pendengar.
- Asosiasi
Asosiasi
adalah perubahan makna yang terjadi akibat adanya persamaan sifat
diantara kedua kata. Misalnya kata “amplop” yang tadinya bermakna
“secarik kertas untuk menyimpan surat”. Sifatnya yang dapat digunakan
menyimpan benda dari kertas, maka kata “amplop” dipakai juga dalam
menyatakan makna tentang suap, sogokan atau uang pelicin.
Demikian ulasan kami mengenai perubahan makna kata dalam bahasa. Semoga bermanfaat. (iwan)
Good
BalasHapus