TEKS PIDATO MENGGUNAKAN BERBAGAI HUBUNGAN MAKNA PERLAWANAN
DAN PERBANDINGAN
Teks
Pidato
Rekan-rekan
siswa semuanya, selamat pagi
Ada
sebuah cerita menarik tentang burung rajawali. Cerita tersebut begini, ada
orang indian yang mengembara naik gunung. Pada suatu bukit dia menemukan
sebutir telur rajawali. Sampai di rumah telur itu di tetaskan bersama
telur-telur ayam yang di erami induknya. Tiga minggu kemudian, semua telur
menetas dan anak rajawali pun bermain bersama anak-anak ayam.
Suatu
hari, anak rajawali melihat seekor rajawali itu, bisa terbang cepat meliuk-liuk
di udara. Seandainya saja aku bisas terbang seperti rajawali itu, alngkah
senangnya. Akan tetapi, apa mungkin? Aku hanya anak ayam. Di dorong rasa ingin
terbang yang besar, anak rajawali mencoba mengepak-ngepakkan sayapnya.
perlahan-lahan tubuhnya terangkat, dan mengepakkan sayapnya. Perlahan-lahan
tubuhnya terangkat, dan ternyata di abisa terbang .
Rekan-rekan
siswa,
Seperti
yang dilakukan anak rajawali, pada tahun1976 bangsa Indonesia mulai
membangunindustri buatan pesawat terbang. Indonesia mencoba dan bertekad untuk
bisa terbang dengan pesawat buatan sendiri. apakah mungkin tekad itu bisa
terwujud, sedangkan negara kita belum maju teknologinya. Waktu itu masih banyak
orang meragukannya. apakah bisa? dan ternyata...
Putra
putri Indonesia mampu menghasilkan pesawat terbang. Sudah banyak pesawat buatan
Indonesia yang dipakai
Waktu
itu, Prof. Dr. B. J, pelopor dalam industri pesawat terbang kita nerkata
mantap," Braet Leap Forward." Ungkapan bahasa inggris itu kemudia
sangat terkenal. Apakah artinya? Loncatan teknologi yang tinggi. Memang benar,
Rekan-rekan siswa. Dalam industri loncatan pesawat terbang ini Indonesai telah
melakukan loncatan jauh ke depan. Rekan siswa tahu, bahwa pesawat terbang dapat
terbang mulus karena perpaduan berbagai bidang teknologi yang serba puncak.
Mesinnya kelas wahid, sistem elektroniknya kelas satu, dan sistem komunikasinya
paling canggih. Badan pesawatnya bukan hany di rancang berdasarkan keindahan
bentuk, melainkan juga diperhitungkan dari segi-segi lain yang memungkinkan
dapat terbang mulus dan handal.
Namun,
siapa yang dapat melakukan itu semua? apakah semua orang dapat melakukannya?
Tidak. Hanya orang-orang berkualitaslah yang mampu membuat pesawat terbang.
Perkembangan
teknologi ini sangat dipengaruhi oleh pendidikan. Hal ini dikarenakan
pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya yang
berkualitas. Sayangnya, dalam hal pendidikan negara kita masih tertinggal. Oleh
sebab itu, sudah waktunyapendidikan kita dibenahi sehingga dapat menigkatkan
kualitas sumber daya manusia dan kemajuan teknolgi negara kita tidak tertinggal
oleh negara lain.
1. Hubungan Makna Perlawanan
Dalam
teks pidato tersebut kita temukan kalimat-kalimat sebagai berikut
a. Seandainya saja aku bisa terbang
seperti rajawali itu, alngkah senangnya. Akan tetapi, apa mungkin!
aku hanya anak ayam.
b.
Namun siapa yang dapat melakukan itu semua?
c.
Apa mungkin tekad itu bisa terwujud , sedangkan negara kita belum maju
teknologinya.
Kata
namun, akan tetapi, dan sedangkan menandai hubungan perlawanan.
Akan tetapi ketiga penanda itu berbeda fungsinya.
Penanda
namun, akan tetapi menghubungkan kalimat atau paragraf sebelum dan
sesudahnya. Sedangkan penanda sedangkan menghubungkan klausa. Akan
tetapi menghubungkan kedua kalimat, sedangkan namun menghubungkan kedua
paragraf.
Ramlan
(1987: 54) menyatakan bahwa hubungan perlawanan maksudnya apa yang di nyatakan
dalam klausa satu berlawanan dengan apa yang dinyatakan dalam klausa lainnya.
Selain namun, akan tetapi,dan sedangkan, penanda hubungan
perlawanan yaitu : tetapi, melainkan, walaupun begitu, kendatipun demikian,
hanya, sekalipun, sedungguhnnya, walau, sebaliknya, dan padahal.
2.Hubungan
Makna Perbandingan
Dalam
teks pidato tersebut kita temukan kalimat-kalimat sebagai berikut
a. Kenyataan membuktikan bahwa
negara-negara yang telah maju menjadi negara maju karena kemajuan industrinya, seperti:
negara Amerika, Korea, Jerman, dan Jepang.
b. Untuk kehidupan masa depan bangsa
yang lebih baik kita harus berusaha meningkatkan IPTEK dengan meningkatkan
sumber daya manusia berkualitas sebagaimana negara-negara maju tersebut.
Kata
seperti, dan sebagaimana menandai hubungan perbandingan. Penanda
hubungan yang lain, yaitu: daripada, bagai, seakan-akan, seolah-olah,
serasa, seumpama, bak, seolah, sama halnya, dan berbeda dengan.
hubungan
makna perbandingan ialah perbandingan suatu hal yang dinyatakan dalam klausa
inti dengan suatu hal yang dinyatakan dalam klausa bukan inti (Ramlan, 1987:63)
MENGGUNAKAN KATA YANG MENGALAMI PERUBAHAN MAKNA
1.
Faktor Penyebab Perubahan Makna
Chaer
(1990) menyebutkan perubahan makna kata disebabkan oleh berbagai faktor.
a. Perkembangan dalam bidang ilmu
pengetahuan, misalnya kata sastra dari makna 'tulisan' menjadi 'karya
imajinatif'.
b. Perkembangan sosial dan budaya,
misalnya saudara berarti ' seperut'/ satu kandungan' menjadi ' siapa saja yang
dianggap sedrajat atau berstatus sosial yang sama.
c. Perbedaaan bidang pemakaian,
misalnya kata menggarap berasal dari bidang pertanian kini juga di
gunakan dalam bidang lain yang berarti 'mengerjakan'.
d. Ada asosiasi, misalnya kata amplop
yang yang berarti 'tempat surat' juga berarti 'sogokan'.
e. Adanya pertukaran tanggapan
indra, misalnya kata pedas yang seharusnya ditanggap dengan alat indra
perasa(lidah) bertukar menjadi di tanggap oleh indra pendengaran.
f. Perbedaan tanggapan: adanya nilai
rasa kasar dan nilai rasa halus (ameliorasi dan peyorasi).
g. Adanya penyingkatan, seperti dokter
menjadi dok dan bukti pelanggaran menjadi tilang.
h. Proses gramatikal
i. Adanya pengembangan istilah,
misalnya kata papan yang berarti ' lempengan kayu tipis' kini
menjadi istilah untuk ' perumahan'.
Slamet Muljana(1964) menyebutkan
perubahan makna disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
a. Perbedaan lingkungan, misalnya
kata menggambleng dalam lingkungan pandai besi berarti 'menempa',
sedangkan dalam lingkungan umum diberi arti ' memasukkan semangat'.
b. Asosiasi, misalnya kata 'catut
'alat untuk mecabut paku' kata itu juga berarti 'menarik keuntungan'
c. Tanggapan pemakai bahasa karena
adanyanilai rasa kasar dan nilai rasa halus (ameliorasi dan peyorasi).
2.
Jenis Perubahan Makna Kata
Perubahan
makna kata meliputi : perluasan arti, penyempitan arti, perubahan total,
penghalusan, pengasaran (Chaer, 1990: 145-150). Menurut Keraf (1988: 97-99),
perubahan makna meliputi: perluasan arti, penyempitan arti, ameliorasi,
peyorasi, metafora, dan metonimia.
a.
Perluasan Arti
Perluasan arti artinya perubahan makna pada sebuah kata yang dulunya mengandung
satu makna khusus, tetapi meluas. Misalnya, kata saudara yang dulunya
berarti seperut/satu kandungan, tetapi kini berkembang menjadi (1) siapa saja
yang bertalian darah (2) dipakai untuk menyebut siapa saja yang di anggap
sederajat.
b.
Penyempitan arti
Berarti perubahan makna pada sebuah kata di mana makna yang lama lebih luas
daripada makna yang baru. Misalnya, kata sarjana dulu di pakai untuk
menyebut semua orang cendikiawan, sekarang di pakai untuk gelar pendidikan.
c.
Ameliorasi
Berarti suatu proses perubahan makna pada sebuah kata di mana arti yang baru di
rasakan lebih tinggi atau lebih baik nilai rasanya dari arti yang lama.
Misalnya, kata wanita dirasakan lebih tinggi nilai rasanya dari pada kata
perempuan.
d.
Peyorasi
Berarti suatu proses perubahan makna di mana arti yang baru di rasakan lebih
rendah nilai rasanya dari pada arti yang lama. Misalnya, kata bini di
anggap tinggi nilainya pada jaman lampau, sekarang di rasakan sebagai kata yang
kasar
e.
Sinestesia
Berarti perubahan makna kata akibat
penukaran tanggapan indra. Misalnya, kata manis intuk indra pencecapan(lidah)
bertukar dengan indra penglihatan(mata).
Contoh
: Gadis itu manis sekali.
f.
Asosiasi
Asosiasi (pertautan makna) berarti perubahan
makna kata karena ditautkan dengan hal-hal lain yang memiliki kesamaan sifat. Misalnya,
kata amplop yang berarti ‘ alat untuk
menyampul surat’ tetapi juga bias di pakai untuk ‘membungkus uang sogok’
g.
Perubahan Total
perubahan
total berarti perubahan makna secara total dari makna asalnya. Misalnya, kata ceramah yang dulunya berarti ‘cerewet’,
tetapi sekarang kata itu berarti ‘pidato’ atau ‘uraian’.